Selasa, 26 Juli 2011

Timnas Waspadai Kebangkitan Turkmenistan


Tim nasional Indonesia mewaspadai kebangkitan permainan Turkmenistan bila bermain di lapangan berkualitas baik. Buruknya rumput di Olymic Stadium Ashgabat, dinilai tak hanya menghambat permainan Indonesia, namun juga Turkmenistan. Dengan bermain di stadion Bung Karno, Turmenistan juga akan mendapat keuntungan dengan dapat memainkan sepak bola normal.

"Bukan cuma kita yang diuntungkan dengan kondisi lapangan, tapi mereka juga. Karena itu, kita harus mengantisipasi segala kemungkinan," kata asisten pelatih tim nasional, Rahmad Darmawan kepada sejumlah wartawan di Lapangan Gelora Bung Karno, Selasa (26/7). Pelatih yang menangani Persija Jakarta itu merujuk hasil Turkmenistan yang mampu memukul tim U23 Indonesia 3-1 saat bermain tandang, namun hanya mampu menang tipis di Ashgabat.

Guna mengantisipasi kebangkitan Turkmenistan, terus mematangkan persiapan jelang partai leg kedua. Pelatih Wim Rijsbergen tampak serius menyiapkan Ahmad Bustomi dan Firman Utina sebagai sentral pengatur alur bola. "Kami ingin dalam pertandingan nanti pemain lebih menyerang. Kami meminta para gelandang untuk lebih kreatif," kata Rahmad.

Dalam sesi latihan, jajaran pelatih juga menginstruksikan pemain untuk memanfaatkan lebar lapangan. Sayap timnas seperti Muhammad Ridwan, Muhammad Ilham, Supardi, dan Otovianus Maniani dilatih untuk mempertajam akurasi umpan.

Di sisi lapangan terpisah, Arif Suyono, Egi Melgiansyah dan Gunawan Dwi Cahyo dilatih untuk mempertajam kemampuan tendangan jarak jauh. Dalam latihan ini pemain tampak lebih serius ketimbang latihan pertama, Senin (25/7).

Total 25 pemain secara seksama melahap pemantapan strategi dari pelatih Wim Rijsbergen. "Yang jelas kami hari ini lebih mengedepankan technical. Dan syukur pemain sudah lebih bugar dalam menjalani latihan," jelas pria yang akrab dipanggil RD itu.

Di akhir pertandingan, timnas menggelar pertandingan intern antara dua tim. Skuat inti yang tampil di Ashgabat diadu dengan skuat cadangan yang dihuni Bambang Pamungkas dan Irfan Bachdim.

Perrtandingan yang berlangsung setengah lapangan ini dimenangkan oleh kubu pemain cadangan dengan skor 2-0 lewat gol Tony Sucipto dan Okto. Di pertengahan pertandingan, Wim coba memasukkan Bambang, Hamka, dan Arif Suyono ke skuat ini. Ketiganya dipersiapkan sebagai pelapis dalam pertandingan leg kedua melawan Turkmenistan.

Di laga intern ini, Wim berulangkali menghentikan laga untuk mengarahkan pemainnya agar bermain lebih taktis dan mengedepankan bola pendek. Walau begitu, pemain kerap membuat kesalahan elementer, terutama salah passing.

Di akhir latihan, pemain diperintahkan untuk melakukan peregangan yang diselingi arahan terakhir pelatih. Hari ini timnas dijadwalkan menggelar latihan terakhir sebelum tampil pada Kamis (28/7).

Terkait kesiapan fisik pemain, jajaran pelatih memastikan bahwa skuat dalam kondisi prima. Selain Kurnia Mega, tidak ada satu pun pemain yang mengalami cidera. "Secara keseluruhan kesiapan pemain telah mencapai 90 persen. Tidak ada pemain yang mengalami cidera," kata fisioterapis timnas, Mathias Ibo.

Di pihak lain Turkmenistan juga terus mempersiapkan timnya jelang laga melawan Indonesia. Dalam latihan yang dilakukan di lapangan PSSI Senayan, pemain Turkmenistan mensimulasikan permainan. Bila Indonesia mematangkan bola pendek, Turkmenistan lebih mempersiapkan pola bola panjang.

Turkmenistan juga serius mempersiapkan algojo bola mati, termasuk penendang penalti. Jajaran pelatih negara asal Asia Tengah itu tampak mengantisipasi kemungkinan partai berjung dengan drama adu penalti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resistance Bands, Free Blogger Templates